Apa Perbedaan ICD 9, ICD 10 dan ICD 11?

ICD (International Classification of Diseases) adalah sebuah sistem standar klasifikasi penyakit dan masalah kesehatan yang utamanya digunakan untuk mengkodekan data statistik penyakit dan penyebab kematian.
Sistem ini dikembangkan oleh WHO (World Health Organization) dan telah digunakan secara global oleh tenaga medis, para peneliti dan pembuat kebijakan untuk memantau data statistik kesehatan dan bagaimana menyusun sistem pelayanan kesehatan.
Beberapa versi ICD yang masih digunakan saat ini adalah ICD 9, ICD 10 dan ICD 11 yang diterbitkan sebagai standar klasifikasi penyakit dan kematian terbaru.
Perbedaan utama antara ICD-9, ICD-10, dan ICD-11 terletak pada struktur kode, tingkat kedetailan dan tujuan penggunaannya.
Mari kita simak berikut perbedaan, karakteristik dan penggunaan dari International Classification of Diseases atau ICD 9, ICD 10 dan ICD 11.
ICD 9 (International Classification of Diseases 9th Revision)
ICD 9 atau International Classification of Diseases 9th Revision (Revisi 9) pertama kali dirilis pada tahun 1997 oleh WHO, dan mulai diterapkan secara global pada akhir tahun 1998.
Versi terakhir dari ICD 9 adalah ICD-9-CM (Clinical Modification) Volume 3 Procedure Codes yang diperbaharui pada October 1, 2014. Sejak saat itu, tidak ada lagi pembaharuan dari ICD 9 dan mulai digantikan oleh ICD 10.
Saat ini, ICD 9 umumnya hanya digunakan untuk mengkodekan tindakan atau prosedur medis, bukan diagnosis penyakit. Biasanya digunakan pada dalam sistem klaim asuransi kesehatan seperti BPJS Kesehatan ataupun lainnya.
Meskipun sudah ada ICD 10 sebagai pengklasifikasian tindakan dan diagnosis baru, namun fondasi sistem asuransi negara sudah terlanjur dibangun menggunakan ICD-9-CM.
Upaya untuk menggantikan sistem klaim asuransi penyakit dari ICD 9 ke ICD 10 dinilai membutuhkan waktu, sehingga sampai saat ini masih banyak sistem asuransi yang masih menggunakan ICD 9 Procedure sebagai perhitungan pembayaran.
Sedangkan ICD-9 untuk diagnosis sudah jarang digunakan dan sudah digantikan dengan ICD-10 sejak tahun 90-an.
Karakteristik dari ICD 9 adalah strukturnya yang hanya menggunakan angka. Hal ini juga yang dianggap sebagai salah satu kekurangan dari ICD 9, karena dinilai sangat terbatas untuk menambahkan penyakit baru.
ICD 10 (International Classification of Diseases 10th Revision)
ICD 10 atau International Classification of Diseases 10th Revision (Revisi 10) pertama kali dirilis pada tahun 1990 oleh WHO untuk menggantikan ICD 9.
Versi terbaru dari ICD 10 adalah ICD 10 2025 yang dirilis oleh WHO pada October 1, 2025.
ICD 10 adalah standar utama yang saat ini digunakan secara luas untuk mengkodekan diagnosis penyakit pasien dan data statistik kesehatan dunia. Standar ini juga digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Karakteristik dari ICD 10 adalah penggunaan huruf di karakter pertama (A-Z), yang secara drastis meningkatkan jumlah kombinasi kode yang mungkin untuk digunakan jika dibandingkan dengan ICD 9 yang hanya menggunakan format angka.
ICD 10 juga jauh lebih spesifik dibanding ICD-9. ICD-9 mungkin hanya punya kode untuk "Patah lengan", ICD-10 bisa membedakan "Patah lengan kiri, bagian atas, tertutup".
Namun ICD 10 dinilai memiliki kekurangan karena masih dirancang dengan pola pikir "buku cetak", sehingga agak sulit diintegrasikan secara mulus ke dalam sistem kesehatan digital modern tanpa kamus data yang besar.
ICD 11 (International Classification of Diseases 11th Revision)
ICD 11 atau International Classification of Diseases 11th Revision (Revisi 11) adalah versi terbaru dari ICD yang pertama kali dirilis secara stabil oleh WHO pada 18 Juni 2018, mengikuti versi alpha yang dirilis pada Mei 2011 dan versi beta yang dirilis pada Mei 2012.
ICD 11 dirancang sebagai sistem pengklasifikasian penyakit dan kematian masa depan yang sepenuhnya digital, lebih rinci, dan dirancang untuk terintegrasi dengan sistem kesehatan elektronik.
Meskipun begitu, karena versi ICD 11 ini masih tergolong baru, versi ini masih belum diterapkan secara luas untuk klaim dan pendiagnosaan penyakit di fasilitas pelayanan kesehatan, namun sudah mulai diadopsi untuk statistik kesehatan global WHO.
Baca Juga :Apa Perbedaan ICD 9, ICD 10 dan ICD 11?
Salah satu yang menarik dari ICD 11 adalah masuknya beberapa diagnosa baru yang sebelumnya belum terakomodir di ICD 10, misalnya gaming disorder yang secara resmi dimasukkan sebagai gangguan kesehatan.
ICD 11 juga menambahkan satu bab baru untuk pengobatan tradisional (traditional medicine) dan kesehatan seksual (dengan memisahkan disforia gender dari gangguan jiwa).
Salah satu kemampuan dari ICD 11 adalah bisa dirakit, alih-alih hanya mencari dan menetapkan satu menetapkan kode spesifik yang kaku.
Misalnya dokter bisa mengambil kode "kanker payudara" + kode "sebelah kiri" + kode "stadium II" lalu menggabungkannya menjadi satu string data (cluster coding) ICD.
Tags
Redaksi
"Redaksi adalah nama penulis yang digunakan untuk mempublikasikan artikel yang ditulis secara bersama di redaksi RAWAT.ID."

Informasi Umum
Apa Perbedaan Posyandu, Posbindu, Pustu dan Puskesmas

Informasi Umum
Apa Perbedaan Klinik Utama dan Klinik Pratama? Berikut Selengkapnya!

Informasi Umum
Rumah Sakit Tipe A, Tipe B, Tipe C, Tipe D dan Tipe E? Berikut Perbedaannya!

Informasi Umum
Perbedaan Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Regional dan Rumah Sakit Vertikal

Informasi Umum
5 Film Populer Tentang Kesehatan atau Dunia Medis

